Selasa, 18 Mei 2010

Nak, kapan kau menikah ?

Rasulullah pernah berkata kepada Ali : "Hai Ali, ada tiga perkara
yang jangan kamu tunda pelaksanannya, yaitu salat apabila tiba
waktunya, jenazah apabila sudah siap penguburannya, dan wanita bila
menemukan pria sepadan yang meminangnya"(Riwayat Ahmad)

Walau jelas hadits di atas memerintahkan wanita menyegarakan
pernikahan, namun adakalanya sebagian dari wanita tak berharap segera
menikah. Ia tidak ingin cepat-cepat mengakhiri masa lajangnya.
Berbagai alasan dikemukakan, dari sekedar masih ingin menikmati
kesendirian, tak ingin karier terganggu, sampai trauma dengan masa
lalu.

Sebut saja Tita. Sampai berusia 43 tahun, belum juga menikah. Padahal
teman-teman sebayanya sebagian telah menggendong cucu. Tidak
normalkah dia atau tak inginkah dia menikah? Tidak. Ia normal dan
berharap bisa menikah. Namun pengalaman masa lalu telah membuatnya
trauma. Dulu pernah ada lelaki yang akan menikahinya, namun menjelang
hari H, si lelaki kabur entah ke mana. Padahal undangan, segala
persiapan, dan tetek bengek lain telah mencapai 95%, Tinggal besok
akad nikah dan walimah. Apa boleh buat, pengantin pria menghilang
begitu saja. Tita pun hanya bisa menagis dan menyesal. Sejak itulah
ia tak berhasrat lagi hidup dengan lelaki.

Beda lagi dengan Tati. Memang ia tidak ingin menikah dulu, walaupun
umur telah mencapai kepala 4. Alasannya, cita-cita meraih karir
tinggi belum tercapai, juga gelar professor wanita yang diidam-
idamkannya sejak kecil belum tergapai. Pikirnya, menikah hanya
mengganggu kuliah, menghambat karir, dan membuat wanita lemah di
hadapan pria.

Tunda kesempatan emas
Apa pun alasannya, menunda pernikahan sampai umur tua tak diharapkan,
selain tentunya tidak disukai oleh agama. Sebaliknya mempercepat
pernikahan sangat dianjurkan, sebagaimana tersirat dalam ayat : "dan
nikahkanlah orang-orang yang bersendirian di antara kamu, dan orang-
orang yang layak (menikah) dari hambar-hamba sahayamu, laki-laki
maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah yang akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas Pemberian lagi Maha
Mengetahui" (An-Nur 32).

Pada dasarnya menunda pernikahan tanpa alasan kuat (yang dibenarkan
syariat) sama halnya dengan membuang kesempatan emas. Karena
kesempatan terbaik wanita berumah tangga dan punya anak adalah di
saat masih muda. Saat itu ia masih bisa bersaing dengan wanita-wanita
lain dalam meraih lelaki terbaik, rahim pun masih subur. Namun ketika
usia telah merangkak tua tentu kemampuan itu semakin melemah seiring
berubahnya kecantikan wajah, bergesernya kehalusan kulit, juga
berkurangnya daya ingat. Peluang hamil di usia tua juga makin kecil.
Kalaupun tidak kecil akan lebih berbahaya. Tentu keadaan seperti ini
bukan kondisi yang bagus. Lagi pula lelaki normal entu akan lebih
memilih gadis muda dan subur dari pada gadis tua yang diragukan
kesuburannya. Hendaknya wanita yang masih suka melajang berpikir
sampai di sini.

Orang Tua Cemas
Bila seorang gadis tak segera menikah, tentu yang paling cemas adalah
orang tua. Mereka takut anaknya tidak menikah, jadi perawan tua, atau
tidak laku. Mereka pun cemas putrinya memiliki kelainan tertentu.
Mereka berharap bisa segera melihat anaknya bahagia, serta dapat
segera meminang cucu. Karena sudah fitrah manusia menyukai anak-anak
sebagai penerus keturunan. Mereka pun tak ingin terputus mata rantai
generasinya.

Sebagai anak tentunya kita tidak ingin membuat orang tua kecewa.
Memenuhi harapan mereka- selama bukan perkara maksiat- adalah
kewajiban kita, karena sama artinya dengan birrul walidain. Dengan
demikian bersegera memenuhi keinginan mereka (menikah) adalah bakti
kita kepada orang tua.

Lupakan Masa Lalu
Bagi yang menunda pernikahan karena trauma masa lalu, hendaknya tidak
memperpanjang lebih lama. Masa lalu perlu dijadikan ibrah (pelajaran)
tapi bukan dijadikan penghalang berbuat kebajikan. Apapun yang sudah
terjadi adalah qadarullah. Seorang muslin tidak boleh terus larut
dalam kesedihan.

Bila trauma sampai menjadikan benci pada laki-laki atau benci pada
pernikahan, sudah berlebihan. Kalau si dia tidak jadi milik kita, itu
artinya ia tidak baik buat kita. Dan itulah jalan terbaik bagi
kehidupan kia, karena Allah tahu mana jalan yang terbaik dan mana
yang tidak baik untuk hamba-Nya. Sebagai seorang hamba, kita mesti
menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Bersabar dan berharap
Allah memberi ganti yang lebih baik. Doa yang diajarkan
Rasulullah : "Tiada seorang muslin yang tertimpa musibah, kemudian ia
mengucapkan kalimat istirja' (innalillahi wa inna ilaihi raji'un)
dilanjutkan dengan doa : Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah
ini dan gantilah untukku dengan yang lebih baik, melainkan Allah akan
menggantikannya dengan yang lebih baik."

Hendaknya kita bisa mengamalkan doa tersebut, kemudian bisa menatap
masa depan dan memulai kehidupan baru yang lebih baik.

Studi tidak terganggu
Kalau menikah khawatir akan mempengaruhi prestasi belajar atau
mempengaruhi prestasi belajar atau mempengaruhi persiapan masa depan,
hal ini sesungguhnya tergantung dari manajemen waktu masing-masing,
Kalau kita bisa mengatur waktu, justru dengan menikah semua akan
lebih baik. Bahkan kalau tadinya amburadul dalam mengatur waktu,
setelah menikah semuanya akan berubah, waktu akan lebih rapi, karena
ada yang mengontrol keluar masuk rumah kita. Kalau dulu mungkin waktu
biasa dihabiskan untuk hura-hura (sehabis kuliah), kini tidak lagi.
Sebaliknya dipergunakan untuk mencari nafkah atau bercengkerama
dengan keluarga. Selain membuat bahagia, kegiatan ini juga tidak
membuat hati keras sebagaimana bercanda atau ghibah dengan orang lain.

Di sisi lain, bila dilihat dari segi finansial dengan menikah akan
lebih bisa menghemat uang. Kegiatan kuliah pun lebih teratur karena
ada yang membantu mengerjakan tugas (kalau satu bidang studi),
mengingatkan kalau lupa kuliah, mendukung untuk tidak menyerah dengan
beban tugas dari kampus, dan lain sebagainya. Bagi akhwat, akan punya
mahram. Ia jadi lebih enak dan bebas bila ingin ke mana-mana, seperti
mencari buku pustaka, menghadap dosen, dan yang lainnya. Selain itu,
ia juga dapat memperluas wawasan dengan diskusi interdisipliner, dan
lain-lain.

Mengejar karier
Sudah menjadi kodratnya, wanita beda dengan laki-laki. Secara umum
wanita lebih lemah dibanding laki-laki. Walaupun tidak dipungkiri ada
satu dua wanita yang memiliki kemampuan di atas pria, namun itu tidak
menjadikan wanita sama dengan pria. Mereka tetap punya perilaku,
kebiasaan, dan tanggung jawab yang berbeda. Sebagaimana tercermin
dari postur dan fisik mereka. Tentunya ada hikmah besar di balik
penciptaan seperti itu.

Allah menyatakan dalam salah satu ayatNya bahwa sebaik-baik wanita
adalah di rumahnya, Tidak ada pekerjaan wanita yang lebih mulia
selain di dalam rumah, mengurus suami, serta memelihara dan mendidik
anak-anak. Menjadikan mereka manusia-manusia berkualitas. Sementara
nafkah atau pekerjaan luar rumah menjadi kewajiban suami. Lelakilah
yang bertanggung jawab memenuhinya.

Apakah itu berarti Islam mengekung wanita? Tidak. Bahkan sebaliknya
mengangkat derajatnya, karena telah jadi fitrah wanita butuh
perlindungan dari laki-laki. Maka Allah menempatkan wanita di posisi
sesuai fitrahnya. Ibarat stir mobil diposisikan di depan sebagai
pengontrol gerak mobil. Atau ibarat ban, diposisikan di bawah sebagai
penyokong dan pembawa badan mobil dari depan ke belakang. Berada pada
posisi yang pas dan tepat.

Sebenarnya wanita pun masih bisa berkarir di rumah. Membangun usaha
dan menjalani pekerjaan tanpa harus bercampur baur dengan lelaki dan
keluar rumah. Sungguh Allah meninggikan derajat manusia di zaman
Nabi, karena mereka taat pada ketetapanNya tanpa ada keraguan sedikit
pun dan sikap penolakan. Mereka paham Allah lebih tahu yang terbaik
bagi hamba-Nya dari pada diri mereka sendiri.

Dengan demikian menikah lebih utama bagi seorang wanita. Menunda
pernikahan karena mengejar karir, tidak selayaknya. Selain berpotensi
menimbulkan kerusakan yang lebih besar dan menyalahi kodratnya.
Ingat! manusia tak akan pernah puas dengan apa yang didapat. Walau
sudah punya emas segunung uhud, pasti ingin tambah selembah uhud.
Akan kurang dan selalu kurang. Janganlah kita sampai terkena ancaman
hadits berikut : "Barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan
termasuk golonganku." (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Hikmah di Balik Itu
Oleh karena itu mari berusaha kembali ke agama. Insya Allah semua
akan baik-baik saja, akan selalu ada jalan keluarnya. Menikah adalah
pengamalan separuh agama, di sana kita bisa lebih banyak mengumpulkan
pahala. Dengan menikah, fitrah manusia untuk menyalurkan syahwat
dengan halal pun bisa terpenuhi. Ibadah juga lebih tenang. Rasulullah
pernah bersabda : "Barang siapa menikah, maka dia telah memperoleh
separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam
memelihara yang separuhnya lagi." (Riwayat Al Hakim).

Berikut hikmah mempercepat pernikahan :
1. Menjaga kesucian farji (kemaluan) dan perzinaan serta menjaga
pandangan mata
2. Dapat melahirkan perasaan tenteram (sakinah), cinta (mawaddah),
dan kasih sayang (rahmah) dalam hati
3. Segera mendapat keturunan di mana anak akan menjadi Qurrata
a'yunin penyejuk mata, penyenang hati, karena usia yang baik untuk
melahirkan bagi wanita adalah 20-30 tahun, di atas umur itu akan
beresiko bagi ibu maupun bayi.
4. Memperbanyak umat Islam. Seperti yang dipesankan Rasulullah,
beliau akan membanggakan jumlah umatnya yang banyak nanti di akhirat.

Maka, janganlah tunda-tunda lagi pernikahan, ingat mengejar dunia tak
akan pernah ada habisnya.

Sumber : Nabila Edisi 5 Tahun 1

SEBUAH PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. "Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai."
"Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu
semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini."

"Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membim-bing kita menurut kehendakNya" .

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima
penderita-an dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh se-bab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat da-lam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjenggot yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjenggot itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar.. "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, katapria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang pria berjenggot di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjenggot lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."

LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah
berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR.
Muslim dan Turmidzi)

bersabda Nabi dari Abu Hurairah,“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila
kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)


Rahasia Medis

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat,
lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh
seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun
minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke
dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam
waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian
menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah
berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk,
seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan
kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!

Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak
etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.

Dr. brahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan
tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu
mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan
dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua
susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa
mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam
keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap
untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat
berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf
kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang
mengelilingi usus.

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak
berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak
mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus –menerus terbilang
membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para
dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang
biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah
suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa
lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’
penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri air yang kita
minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung
menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak
limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit
kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu
penyebabnya.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot
pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan
terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan,
dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke
pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang
tidak mendapat hidayah Islam.

Sumber: Qiblati edisi 04 tahun II. Judul: Larangan Minum sambil berdiri,
Hal 16

Nasihat Rosululloh Kepada Fatimah (Para Muslimah)

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anakndanya Fatimah az-zahra rha. Didapatinya anakndanya sedang menggiling syair (sejenis bijirin) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis..

Rasulullah SAW bertanya pada anakndanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fatimah? semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fatimah rha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtangga lah yang menyebabkan anaknda menangis".

Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anakndanya. Fatimah rha melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'Ali (suaminya) mencarikan anaknda seorang jariah untuk menolong anaknda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah?".

Mendengar perkataan anakndanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahi im".

Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anakndanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah, Tuhan yang telah menjadikan engkau dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah engkau menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fatimah az-zahra di dalam syurga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anakndanya, "Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fatimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keredhaan suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa redha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.

Ya Fatimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil.

Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah SWT akan mengkurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya satu persalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikurniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fatimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menghias rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit(malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya sertakukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah SWT akan meringankan sakratulmautnya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Sirat"